TUJUAN HmI

TUJUAN HMI

TUJUAN HMI
“Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam, dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil, makmur yang diridhoi Allah SWT.”
HMI bukanlah organisasi massa dalam pengertian fisik dan kuantitatif, sebaliknya HMI secara kualitatif merupakan lembaga pengabdian, dan pengembangan ide, bakat, dan potensi yang mendidik, memimpin, dan membimbing anggota-anggotanya untuk mencapai tujuan dengan cara-cara perjuangan yang benar dan efektif.
Hakekat tujuan HMI tidak lain adalah pembentukan manusia seutuhnya yang beriman dan berilmu serta mampu menunaikan tugas kerja kemanusiaan (amal shaleh). Dengan kombinasi ketiga bekal tadi diharapkan kader HMI mampu menjadi sesosok pemimpin yang siap memimpin kapanpun dan dimanapun dibutuhkan. Bukanlah investasi harta benda yang dibutuhkan bangsa ke depan, namun investasi manusialah yang dibutuhkan dalam pembangunan Indonesia. HMI hadir dengan segala yang ada di dalamnya untuk mengolah input kader dan menghasilkan output yang memiliki kualitas sebagaimana yang telah termaktub dalam tujuan HMI.
Untuk memahami tuntutan memenuhi kebutuhan dasar bangsa Indonesia setelah merdeka, maka kita perlu melihat dan memahami keadaan masa lalu, dan kini. Sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi tiga:
  1. Masa Penjajahan
Penjajahan pada dasarnya adalah perbudakan. Idealisme dan tuntutan bangsa pada waktu itu adalah kemerdekaan. Oleh karena itu dibutuhkan pemimpin yang mampu menyadarkan hak-hak asasi masyarakat luas sebagai warga negara.
2.  Masa Revolusi
Masa merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Yang dibutuhkan bangsa adalah adanya persatuan solidaritas dalam bentuk mobilitas kekuatan fisik guna melawan dan menghancurkan penjajah. Pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin nasional tipe solidarity maker.
3.   Masa Membangun
Timbullah cita-cita dan idealisme manusia yang merdeka untuk dapat direalisir. Dimulailah pembangunan nasional untuk merealisir keinginan manusia tersebut. Faktor yang sangat diperlukan adalah ilmu pengetahuan. Pimpinan nasional yang dibutuhkan adalah negarawan yang problem solver. Di samping ilmu pengetahuan, diperlukan pula adanya iman / akhlak.
Lantas, timbul pertanyaan. Seperti apakah sosok pemimpin ideal yang akan dibentuk HMI dalam menjawab tantangan di Era ini?
Bukan hanya organisasi, namun segala kegiatan apapun pasti memiliki tujuan. Tanpa ada tujuan yang jelas, tidak akan ada apapun yang didapat. Semua akan sia-sia. HMI telah menetapkan tujuannya dalam Anggaran Dasar Bab 3 pasal 4 yang isinya seperti pada keterangan di awal. Dari sebuah tujuan tadi, akan dijabarkan beberapa kegiatan sebagai strategi dan taktik untuk mencapai tujuan. Bermacam taktik boleh digunakan asal tidak melanggar ketetapan yang ada di HMI, dan semua taktik tadi mengarah pada satu tujuan dasar. Strategi dan taktik ini biasa disebut perkaderan. Segala proses perkaderan diarahkan dan diikat pada tujuan HMI.
Kader yang telah berproses sepenuhnya dalam perkaderan di HMI akan memiliki kualitas insan cita. Kualitas insan cita HMI adalah merupakan dunia cita yang terwujud oleh HMI di dalam pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu melaksanakan tugas kerja kemanusiaan. Kualitas tersebut antara lain:
a.   Kualitas Insan Akademis
1. Berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif, dan kritis
2. Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang diketahui dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya dengan kesadaran.
3.  Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan yang dipilihnya, baik secara teoritis maupun teknis dan sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.
b.  Kualitas Insan Pencipta: Insan Akademis, Pencipta
1.  Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada, dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari Yang ada (yaitu Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan.
2.  Bersifat independen, terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari potensi, sehingga dengan demikian kreatifnya dapat berkembang dan menentukan bentuk yang indah-indah.
3.  Dengan memiliki kemampuan akademis dan mampu melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran agama islam
c.  Kualitas Insan Pengabdi: Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi
1.  Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan umat dan bangsa
2.  Sadar membawa tugas insan pengabdi, bukan hanya sanggup membuat dirinya baik, tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya menjadi baik
3.  Insan akademis, pencipta, dan pengabdi adalah insan yang bersungguh-sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan umat dan bangsa
d.  Kualitas Insan yang bernafaskan Islam: Insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam
1.  Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola fikir dan pola lakunya tanpai memakai merk islam. Islam akan menjadi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai universal islam. Dengan demikian Islam telah menafasi dan menjiwai karyanya.
2.  Ajaran islam telah berhasil membentuk “unity personality” dalam dirinya. Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh, tercegah dari split personality, tidak pernah ada dilema pada dirinya sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim. Kualitas insan ini telah mengintegrasikan masalah suksesnya pembangunan nasional bangsa ke dalam suksesnya perjuangan umat islam Indonesia, dan sebaliknya.
e.  Kualitas Insan Bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil, makmur yang diridhai oleh Allah SWT.
1.  Insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
2.  Berwatak sanggup memikul akibat-akibat dari perbuatannya dan sadar dalam menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral
3.  Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis
4.  Rasa tanggungjawab, taqwa kepada Allah SWT, yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.
5.  Evaluatif dan selektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
6.  Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai khalifah fil Ard yang melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan
Setiap anggota HMI berkewajiban meningkatkan kualitas dirinya menuju kualitas insan cita HMI. Langkah konkrit yang bisa dilakukan antara lain dengan:
  1. Senantiasa meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam yang dimilikinya dengan penuh gairah
  2. Aktif berstudi dalam fakultas yang dipilihnya
  3. Mengadakan tentor club untuk studi ilmu jurusannya dan club study untuk masalah kesejahteraan dan kenegaraan
  4. Selalu hadir dan proaktif dalam forum ilmiah
  5. Aktif dalam mengikuti karya seni dan budaya
  6. Mengadakan halaqah-halaqah perkaderan di masjid-masjid kampus
Insan cita HMI pada suatu waktu akan merupakan “Intelektual Community” atau kelompok intelegensi yang mampu merealisasi cita-cita umat dan bangsa dalam suatu kehidupan masyarakat yang religius, sejahtera, adil dan makmur serta bahagia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ATRIBUT KOHATI dan MAKNA LAMBANG KOHATI

Arti Lambang HMI

ARTI SINGKATAN KAHMI / KEPANJANGAN DARI KAHMI